KEPANJEN– Laporan penganiayaan pertama belum genap 24 jam, Fadjar Agoestiono, 40 tahun, guru SMK NU Miftahul Huda, di Jalan Mojosari, Kepanjen, kembali membuat laporan polisi untuk kali keduanya, di Polres Malang kemarin siang. Laporan kedua itu dibuat, buntut aksi pengeroyokan yang kembali dialami warga Perum Pondok Mutiara Asri, Blok C6 / 5, Desa Pandanlandung, Wagir ini di Jalan Raya Talangagung, Kepanjen, kemarin.
Padahal, sehari sebelumnya (Minggu petang lalu, red), guru Matematika ini juga melaporkan aksi penganiayaan yang dialaminya pada Sabtu (12/3) siang lalu di halaman sekolah. Dia dianiaya oleh seorang pria, pada saat terjadi polemik antara guru SMK NU Miftahul Huda dengan pihak yayasan.
“Laporan yang pertama belum ada 24 jam mas. Bahkan, laporan pertama itu juga masih proses penyelidikan,” ujar Tohari, guru Teknologi Informasi (TI) SMK NU Miftahul Huda, saat mendampingi Fadjar laporan. Dalam laporan kemarin sendiri, Fadjar mengaku telah dikeroyok tiga orang preman yang diketahuinya adalah orang suruhan yayasan. Dimana salah satu pelakunya diketahui bernama Maskur. Aksi penganiayaan itu terjadi sekitar pukul 10.30, di depan halaman rumah salah satu siswa SMK NU Miftahul Huda, di Jalan Raya Talangagung, Kepanjen.
Ceritanya, siang itu dengan mengendarai mobil APV B 1095 UFH, Fadjar berangkat dari rumah menuju tempat berkumpulnya beberapa siswa di rumah salah satu siswa di Talangagung-Kepanjen. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi para siswa yang bingung dengan posisi sekolah, pasca digantinya Kepala Sekolah Drs. H. Abdul Mujib Syadzili atau Gus Mujib.
“Saya mendatangi mereka (siswa, red) karena selama ini yang dekat dengan siswa adalah saya. Mereka bingung dengan posisi sekolah karena mereka merasa ada yang mengintimidasi,” ujar Fadjar.
Namun, belum sampai menemui para siswa, saat berhenti di depan halaman rumah salah satu siswa, mobil yang ditumpangi Fadjar dihadang tiga orang. Mereka langsung menghampiri Fadjar yang masih berada di dalam mobil, yang kemudian memukuli wajahnya hingga babak belur dan darah segar keluar dari hidung serta mulut.
Usai memukuli, ketiga pelaku tersebut langsung kabur. Sementara Fadjar yang tidak terima dengan kejadian yang dialami, seketika melaporkan ke petugas Polres Malang. Untuk memperkuat laporannya, Fadjar juga dimintakan visum ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
Disinggung apa permasalahannya ? Fadjar menjelaskan, kalau aksi penganiayaan dan pengeroyokan yang dialaminya itu, diduga terkait konflik yang terjadi ditempatnya mengajar. Dia dituduh telah menggerakkan siswa SMK NU Miftahul Huda, untuk berdemo menolak pergantian Gus Mujib sebagai kepala sekolah. “Padahal tuduhan yang diarahkan kepada saya tersebut tidak benar,” kata Fadjar.
Tohari serta Imron, yang kemarin mendampingi Fadjar, mengaku kalau terkait konflik itu mereka tidak berani masuk ke dalam halaman sekolah. “Kami tadi sebenarnya sudah mau masuk ke sekolah. Namun, karena melihat ada beberapa orang tak dikenal di depan sekolah, kami tidak jadi masuk,” tutur Tohari, yang juga dibenarkan Imron, guru TI lainnya. Terpisah, sejumlah siswa Kelas III SMK NU Miftahul Huda mengadu ke DPRD mengenai konflik sekolah. Para siswa terganggu psikologisnya dengan munculnya konflik di sekolah apalagi mereka akan menghadapi ujian. Disisi lain mereka juga mempertanyakan keabsahan ijazah mereka nanti kepada anggota Komisi A DPRD Kabupaten Malang Dwi Hari Cahyono. “Kami bingung, guru banyak yang keluar, tadi saja ujian satu guru bisa menjaga dua ruang kelas. Pada saat hendak belajar kelompok untuk ujian besok, kami malah disuruh pulang khawatir bikin kasak kusuk soal kejadian di sekolah,” ungkap seorang siswa.
source : http://malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=27278:guru-smk-miftahul-huda-dikeroyok-tiga-preman&catid=48:kriminal&Itemid=74
Voucher Hotel Murah di RajaKamar.Com
Adira Asuransi Kendaraan Terbaik Indonesia
Ban Terbaik di Indonesia GT Radial
0 comments:
Post a Comment